- Imi Surapranata
Pertama kali memilih Skin Care
Diperbarui: 21 Agt 2020
Perjalanan perawatan skin care saya bisa di bilang sangat terlambat.
Saya terlahir dengan kulit yang putih untuk ukuran perempuan Indonesia, dan tidak memiliki keluhan sama sekali soal kulit selama ini. Jerawat tumbuh paling hanya satu biji dalam 1-2tahun, tidak pernah ada bruntus kulit, terkadang sedikit kering, tapi itupun jarang sekali.
Jadi seperti lumrahnya manusia pada umumnya, yang diberikan nikmat dan berkat sama yang kuasa. Saya tidak menjaganya dan tidak memaksimalkannya.
Cuci muka? kalau inget saya akan cuci muka, pakai sabun yang sama dengan yang saya gunakan di badan saya
sunblock? makhluk apa tuh?
serum? moisturize? masker? duh! dengernya aja udah meringis
dan selama ini saya termasuk orang menyebalkan yang kalau d tanya "mik, skin care kamu apa?" saya akan menjawab dengan congkak "Alhamdulillah air wudhu aja"
sampai suatu ketika, sepulang saya ke Indonesia, saya ikut pengajian bersama teman-teman saya yang umurnya 5-10 tahun di atas saya. Wajahnya bening-bening, mulus-mulus, cantik-cantik. Disitu saya pertama kali merasa insecure dengan wajah saya yang kok terlihat lebih kusam di banding kawan-kawan saya?
saya disitu pun masih berpikir, mungkin genetik mereka baik, mungkin mereka ini sebenarnya bisa berkarir sebagai aktris atau model
Lalu saya bertemu dengan kawan-kawan lama saya yang mungkin mengalami masa remaja yang kurang bersahabat dengan kulit, melalui masa remaja dengan kulit kusam, jerawat, bruntusan, dll. Tapi sekarang wajah mereka jauh lebih glowing dan sehat dibanding wajah saya.
Tamparan paling keras adalah ketika sy mengirim foto selfie dengan keponakan saya ke adik saya, adik saya mengirimkan balik foto itu dengan beberapa coretan tambahan, pada kerutan wajah saya.
saya shock!
saya tertohok!
kerutan saya banyak sekali
wajah saya tidak lagi sesegar zaman dulu
saya tidak muda lagi!
Air wudhu saja sudah tidak lagi efektif untuk perawatan wajah saya
saya kemudian menghubungi satu persatu teman saya yang bekerja di industri kecantikan
saat bertemu dengan teman kuliah yang memiliki klinik kecantikan di wilayah pejaten, komentar pertamanya adalah, "mi, kamu gak pernah pake krim muka kah?"
sebegitu terlihatnya kah kerusakan wajah saya?
saya kemudian mencari tahu seluruh informasi tentang perawatan kulit
memasukkan anggaran extra dalam keuangan saya untu membeli produk-produk kecantikan kulit bahkan menyiapkan waktu sebulan sekali untuk kontrol rutin di dokter kulit
tapi kemudian corona menyerang. Tidak bisa ke dokter kulit, tidak bisa ke salon, membuat saya harus mencari sendiri produk-produt OTC yang bisa sy beli bebas.
survey saya menunjukkan, produk-produk anti aging harganya lebih mahal di bandingkan produk perawatan kulit yang tidak anti aging
dari produk lokal yang harganya sedikit bersahabat

produk-produk korea yang kekinian

hingga produk-produk high-end yang sudah melegenda

Bingung mau beli yang mana, karena pilihannya banyak sekali dan reviewnya pun hampir semuanya sama. Pasti ada saja yang bilang produknya bagus sekali tapi pasti ada juga yang bilang kurang cocok
Sampai akhirnya saya menyadari, skin care itu sebenarnya cocok-cocokan sama kulit kita. Karena setiap orang punya karakteristik kulit yang berbeda, punya sifat kulit yang berbeda juga
yang pertama harus sy lakukan sebelum membeli produk perawatan kulit adalah mengenali jenis kulit dan tipe kulit saya

Metode yang umum digunakan oleh kebanyakan orang adalah melihat dari apakah kulit kita cenderung kering atau justru berminyak
cara paling mudahnya adalah dengan melihat wajah kita beberapa saat setelah mencuci dengan sabun muka, apakah wajah kita terasa seperti tertarik atau masih terasa berminyak
penentuan tipe jenis kulit ini nanti yang menentukan apakah product yang kita gunakan sebaiknya berbentuk gel, atau cream atau justru likuid
Metode lain adalah metode fitzpatrick, terutama untuk pemilihan sunblock yang akan dipakai

kemudian saya memilih satu dulu tujuan perawatan kulit saya
Apakah tujuan saya untuk menangani acne, mengatasi kulit kering, mencegah penuaan, ingin terlihat lebih bersinar atau hanya sekedar menjaga kesehatan kulit. Hampir setiap brand pasti memiliki set untuk penanganan yang berbeda.
Karena tujuan saya adalah untuk mencegah (dan memperbaiki) tampilan penuaan maka saya fokus ke brand-brand yang terkenal dengan product anti agingnya. Tentu saja brand-brand yang baru turun saya kesampingkan, karena belum banyak buktinya
Kemudian saya pilih brand yang menyediakan trial set, karena simply harga product anti aging itu mahal-mahal. Sayang kalau sudah di beli trus ternyata gak cocok
langkah selanjutnya yang paling penting
rutin dan sabar
saya akan mereview product yang saya gunakan di postingan lain